Bergabungnya Kembali Papua dengan Indonesia

            Pada tanggal 10 April 1962, Soekarno berjanji akan membebaskan Irian Barat dari kolonialisme Belanda dan ia akan menjadikannya bagian dari NKRI. Dalam perundingan Konferensi Meja Bundar, Belanda menolak mengakui bahwa Irian Barat adalah bagian dari NKRI. KMB yang berlangsung pada tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 lalu menegaskan bahwa pendapat Delegasi Belanda ialah Irian Barat tidak memiliki hubungan dengan wilayah Indonesia. Delegasi Indonesia menentang dengan berpendapat bahwa Irian Barat merupakan bagian dari wilayah Indonesia Timur. Guide Arsip Perjuangan Pembebasan Irian Barat 1949 hingga 1969 mencatat bahwa dua pertemuan telah digelar di Jakarta pada bulan Maret 1950 dan di Den Haag pada bulan Desember 1950. Indonesia yang terbakar jenggot kemudian menempuh jalur konfrontasi politik dan ekonomi dan menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Belanda membalas dengan mengirim Kapal Induk Karel Doorman ke perairan Indonesia di wilayah Timur.

Guide Arsip Perjuangan Pembebasan Irian Barat 1949 - 1969 mencatat bahwa dua pertemuan telah digelar di Jakarta pada bulan Maret 1950 dan di Den Haag pada bulan Desember 1950. Indonesia menempuh jalur konfrontasi politik dan ekonomi dan menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Belanda membalas dengan mengirim Kapal Induk Karel Doorman ke perairan Indonesia di wilayah timur. Karena tidak terima, Indonesia lalu memutuskan hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1960. Dan pada tahun 1961, Indonesia mengirim sejumlah anak muda dari berbagai daerah di Papua yang pro-NKRI ke Irian Barat. Membalas lagi, Belanda juga menyiapkan armada lautnya, seperti kapal induk Karel Doorman, dua buah kapal perusak, dan dua kapal selam di Laut Karibia. Indonesia membalas balik dengan mengunjungi sejumlah negara sahabat dan meminta dukungan dari komunitas internasional.

            Dari Uni Soviet, Indonesia mendapatkan senjata berat, kapal penjelajah Sverdlov "KRI Irian", dan pesawat peluncur bom jarak jauh Tupolev-16. Pada penghujung 1961, Indonesia membentuk Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat (KOTI). Presiden Soekarno juga mengumumkan dibentuknya Tri Komando Rakyat (Trikora). Pada akhirnya, Belanda menyerang tiga kapal Indonesia di Laut Arafura/Aru.

Presiden Soekarno memerintahkan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat untuk menjalankan tiga tahapan operasi militer (penyusupan, serangan terbuka, dan konsolidasi atau menegakkan kekuasaan secara penuh). Tetapi sebelum pertempuran terjadi, Presiden US John F. Kennedy menunjuk Jaksa Agung Robert F. Kennedy untuk mempertemukan kedua pihak Indonesia dan Belanda demi menghasilkan persetujuan New York. Perundingan lalu diselenggarakan dan hasilnya US dan PBB memerintahkan Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. UNTEA secara resmi mengembalikan kedaulatan Indonesia di Irian Barat ke pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963. Indonesia mengadakan Pepera yang berlangsung pada 14 Juli 1969 di Merauke sampai 4 Agustus 1969 di Jayapura. PBB akhirnya menerima hasil sidang Pepera Indonesia pada tanggal 19 November 1969. Kebijakan akhir adalah Indonesia menang dengan menetapkan 1 Mei 1963 sebagai Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat, yang berarti mereka telah berhasil merebut kembali Irian Barat atau yang sekarang disebut sebagai Papua.



Comments

Popular posts from this blog

If Only Papa Hadn't Danced (continuation)

Tahap Pembuatan Vaksin Covid-19

A Poem : Boring Class